Testimoni NU SKIN
BASED ON TRUE STORY
SEBUAH CATATAN PRIBADI
NU SKIN
DALAM PARADIGMA BARU
BAGAIKAN ‘HABIS GELAP TERBITLAH TERANG’ VERSI BISNIS.
DITULIS DI JAKARTA, SENIN, 01 FEBRUARI 2010
Bermula, pada suatu hari, saya sudah agak lupa hari, tanggal dan bulannya, sekitar bulan Nopember tahun 2009. Maklum saya tidak terbiasa mengingat dan mencatat kegiatan harian. Saya iseng membaca iklan peluang usaha di Harian SINDO. Ada satu iklan yang menggelitik
pikiran dan menyisakan tanda tanya. Bunyi iklannya seperti ini: “Jika
anda tidak ingin menikah dengan pekerjaan anda dan masih terbuka untuk
peluang yang jauh lebih baik”. Hub: Dion 0813 8015 XXX
Bahasa
iklannya memang menimbulkan penasaran, pemasang iklan berhasil
memancing pembaca untuk mengetahui lebih lanjut. Kalimat ‘tidak ingin
menikah dengan pekerjaan anda’ saya simpulkan sebagai bentuk pekerjaan
yang tidak mengikat dan bisa setiap saat kita lepaskan. Saya hubungi
nomor HP tersebut melalui sms dan menanyakan apa maksud yang terkandung
dalam bahasa iklan tersebut. Pada kesan pertama, pemasang iklan sudah
memberi kesan yang bagus, karena membalas sms saya dengan menelpon balik
ke nomor telepon saya. Biasanya sms hanya dibalas dengan sms pula.
Namun kebetulan HP saya bermasalah, tidak bisa dipakai menelpon, hanya
bisa dipakai sms. Sebenarnya mudah untuk memperbaiki HP saya, tapi saya
memang sengaja membiarkan HP tersebut dalam kondisi seperti itu.
Ada banyak alasan, diantaranya:
Pertama, saya bisa menghindar untuk tidak berbohong, karena kadang kalau mendadak bicara, sering saya
terpaksa berbohong untuk menolak sesuatu yang tidak ingin saya
kerjakan. Sementara dengan sms, ada waktu yang cukup untuk berpikir
dalam memberi jawaban dan membantu saya untuk bersikap jujur.
Kedua, dengan jumlah keluarga dan teman yang cukup banyak, saya sudah rasakan akibatnya, saya jadi banyak menghabiskan waktu untuk bicara
di telepon. Selain secara kesehatan pasti merusak karena terkena
‘radiasi’ kata orang, saya juga pasti kelelahan karena terkadang telepon
berdering tiada henti, ganti berganti. Kini hampir semua keluarga dan
teman tau dan maklum bahwa HP saya hanya bisa sms. Dan rasanya cukup
nyaman dan menyenangkan. Tentu saja bila ada kepentingan yang mendesak
yang mengharuskan saya berbicara di telepon, dengan mudah saya bisa
gunakan telepon lain yang berfungsi.
Berlanjut kepada sang pemasang iklan, dia tidak panjang lebar menjelaskan via telepon, tapi menyediakan waktu untuk bertemu
dan menjelaskan lebih detail. Akhirnya kami sepakati untuk bertemu di
Mal Arion Rawamangun, karena itu adalah tempat yang dekat dengan
domisili keluarga saya.
Pada
pertemuan pertama dengan pemasang iklan, saya panggil nama saja yaitu
DION, karena usianya juga tidak terpaut jauh dengan usia anak saya. Saya
mendapat cukup banyak penjelasan tentang berbagai hal yang terkait
dengan pola pikir, cara pandang ataupun beragam strategi/sistem usaha.
Dion menjelaskannya dengan sangat sabar, santun dan smart. Lagi
lagi saya terkesan. Dion banyak memberi kesempatan kepada saya untuk
menyampaikan apa yang ‘saya inginkan’, dan dia tidak terlalu memaksakan
untuk menyampaikan tentang apa yang ingin ‘dia tawarkan’. Dion hanya menyinggung sedikit sekali soal produk yang bisnisnya sedang dia kerjakan.
Meskipun
saya tidak terlalu berpengalaman dalam bisnis, setidaknya saya dapat
menilai, bahwa Dion memberikan nuansa baru, tidak seperti yang biasa
saya temui. Biasanya orang terus saja menjelaskan
tentang beragam keistimewaan yang melekat pada produk yang dibisniskan,
lalu cenderung agak mendesak agar kita turut bergabung menjalankan
bisnis yang serupa. Tetapi Dion lain dan sangat berbeda. Saya merasa
tidak perlu lagi mempertimbangkan produk atau sistemnya, karena pada
dasarnya saya menaruh kepercayaan yang besar kepada Dion secara
personal, dan percaya sepenuhnya bahwa dia sedang mengarahkan saya ke jalan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup.
Sikapnya
yang penuh perhatian, bahasanya yang selalu santun, jelas dan cerdas,
selalu menjawab apa yang saya tanyakan dengan jawaban yang memuaskan.
Kesabaran yang cukup tinggi dan kesediaan berkorban dalam segi waktu,
tenaga, pikiran dan biaya, kenyataan ini sungguh bukan sesuatu yang ‘biasa’, ini ‘luar biasa’ dan istimewa.
Apapun pertanyaan saya dan berapa banyakpun permintaan saya yang terkait dengan keingintahuan
saya tentang bisnis yang dia kenalkan, selalu direspon dengan positif.
Bahkan beberapa hal ada yang sama sekali tidak terkait dengan bisnis, tetapi
Dion tetap selalu bersedia memberi tanggapan, hampir 24 jam sehari dan 7
hari dalam seminggu, tidak mengenal libur. Malah terkadang saya yang
menjadi sungkan karena merasa terlalu cerewet, ribet dan membebani Dion.
Pendekatannya
saya rasakan seperti keluarga, bahkan Dion berkenan repot-repot mencari
alamat tempat tinggal saya untuk melakukan demo penggunaan produk yang
selanjutnya saya kenal sebagai GALVANIC SPA, dari perusahaan NU SKIN,
USA.
Meski sekilas, saya sudah bisa menangkap bahwa bisnis yang Dion kembangkan adalah bisnis yang menerapkan sistem MULTI LEVEL MARKETING / MLM atau NETWORK MARKETING.
Jujur saya lesu dan kurang minat bergabung dalam bisnis seperti ini.
Meskipun tidak sampai dalam taraf membenci, namun saya tidak bisa
menyukai sistem ini. Terbayang oleh saya, setumpuk starter
kit dari berbagai produk MLM yang saya pernah turut bergabung di
dalamnya, puluhan tahun yang lalu, lebih dari selusin yang saya ikuti.
Pernah pula mengikuti presentasi dari produk produk tersebut, namun saya
melakukannya hanya karena saya tenggang rasa kepada teman yang mengajak
saya. Saya sulit untuk berkata ‘tidak’, saya adalah type orang yang
tidak sampai hati untuk membuat orang kecewa apalagi sedih karena saya
mengabaikan apalagi menolak ajakannya. Saya tidak pernah dan tidak akan
pernah mampu menolak memberi bantuan kepada orang yang meminta bantuan
kepada saya. Tidak hanya masalah bisnis, bahkan ini melebar kepada
masalah lain.
Tetapi
saya tidak pernah menyesal memiliki kelemahan ini, dan tidak juga
berusaha sungguh-sungguh untuk menghilangkan kelemahan ini. Andaipun ini
disebut kebiasaan buruk, yang penting bagi saya keburukan ini tidak
merugikan orang lain. Yang dirugikan adalah pribadi saya sendiri.
Kembali
kepada masalah MLM, sejatinya saya tidak pernah aktif menjalankan
bisnis yang saya ikuti, saya pasif dan hanya menjadi pengguna dari
produk-produk tersebut. Karena sejak awalpun saya tidak memiliki
ketertarikan. Dan teman yang memperkenalkanpun tidak ada yang
sungguh-sungguh mengajarkan pengetahuan kepada saya agar saya memahami seluk
beluk bisnis ini dan keunggulan sistemnya. Mereka terlalu sering
membahas soal target penjualan dan merekrut orang sebanyak-banyaknya,
dengan hitungan ‘kompensasi’ yang rumit dan menjemukan. Dan sayapun
tidak suka karena perusahaan MLM ini saya nilai sangat kikir dan tidak
mau berkorban untuk kita yang bergabung menjadi distributornya. Semua
mesti kita yang mengeluarkan biaya, bahkan sekedar untuk mendapat info
berupa brosur sederhanapun mesti kita beli, padahal itu dibutuhkan untuk
mempromosikan produk mereka, yang imbasnya tentu akan meningkatkan
penjualan mereka juga.
Beberapa produknya memang ada yang berkualitas bagus, sehingga sayapun tidak merasa ‘rugi-rugi amat’ dengan membeli produknya, tetapi untuk mengembangkannya, ‘nanti dulu’, saya tidak ‘sudi’ terlibat terlalu jauh dalam perusahaan ‘kikir’. Lalu
hal lain ada juga yang membuat saya tidak sreg, yaitu harganya yang
saya anggap selalu nampak ‘mahal’. Sampai-sampai timbul kecurigaan saya,
bahwa sebenarnya perusahaan tidak sungguh-sungguh untuk berbagi
keuntungan dengan distributor, dan sangat memberatkan konsumen. Konsumen
‘dipaksa’ untuk menanggung biaya-biaya yang dialokasikan untuk komisi
para distributor.
Dan berbanding lurus dengan produk
yang bagus, MLM sering juga menawarkan produk yang aneh dan seperti
‘mengada-ngada’, barang yang tidak terlalu penting tetapi dihargai
mahal, belum lagi tercium aroma perjudian dalam beberapa produk, yang
barangnya tidak ada atau terlalu minim dibandingkan dengan perputaran uang yang dimainkan.
Berikutnya,
saya tidak mempedulikan apakah ini fakta atau opini, yang pasti tidak
saya temukan alasan yang kuat, yang memotivasi saya untuk terjun ke
bisnis ini. Saya langsung bertindak ‘menjauhi’ sebelum berpikir. Lebih
parah lagi saya bahkan sempat menuduh bahwa orang yang terlibat dalam
bisnis ini adalah kumpulan orang frustrasi, yang tidak mampu berpikir
jernih karena sudah mau bersusah-payah untuk memajukan perusahaan orang
lain.
Dalam
pandangan saya, mereka adalah orang-orang yang kurang kerjaan, senang
mengkhayal dan saya tentu tidak rela menjadi bagian dari kelompok
‘utopis’.
Kemudian sayapun merasa tidak penting untuk mengenal lebih jauh tentang MLM, karena melihat bahwa produk MLM hanya berkutat di suplemen, alat-alat kebersihan dan kosmetika, tidak ada yang unik.
Sampai
akhirnya saya bertemu Dion dan mendapat pencerahan yang sangat berarti,
seakan mampu membuka wawasan dan cara berpikir saya, bahwa sebenarnya
dalam sistem MLM ini banyak terkandung keunggulan dibandingkan dengan
bisnis konvensional. Perusahaan seharusnya memberi penghargaan kepada
orang seperti Dion, yang selalu memotivasi dan tidak jemu-jemu memberi
masukan yang inspiratif.
Lalu Dion memperkenalkan saya dengan Pak Yoki dan mengatur pertemuan dengan
beliau di BRI Semanggi. Pak Yoki mempresentasikan secara singkat dan
padat tentang peluang bisnisnya, dan perolehan yang bisa kita wujudkan
dengan bergabung dalam mengembangkan bisnis NU SKIN. Berbeda dengan
kebiasaan lalu yang ujung-ujungnya tidak pernah berhasil menimbulkan
minat, kali ini saya merasa tertarik. Alasan pertama memang masih
cenderung kepada profit yang mungkin saya dapatkan. Namun
seiring dengan tujuan mendapatkan keuntungan materi, ada banyak hal
lain yang saya temukan di sini yang memacu dan menyemangati saya untuk
bergabung.
Produk unik dan berkualitas, berupa alat perawatan wajah yang multi fungsi, didukung oleh penemuan teknologi tinggi di bidang genetika, monopoli dalam produk yang membuat kita leluasa karena bisa melaju tanpa kompetitor, lebih dominan dibutuhkan wanita dan ini prospektif, karena wanita umumnya cenderung konsumtif, sangat peduli penampilan dan banyak sekali yang selalu ingin tampak muda dan takut kelihatan tua.
Keunikan
ini bagi orang yang jeli menangkap peluang menjadi modal utama untuk
meraih kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang, dan memudahkan jalan
untuk mencapai tujuan atau target yang diharapkan. Perhitungan fee,
kompensasi yang adil dalam sistem penjualannya membuat kita ringan
melangkah, karena kita bekerja untuk kepentingan dan keuntungan diri
kita sendiri. Di perusahaan MLM lain kadang kita seperti
sapi perah yang bekerja keras, tetapi keuntungan kita hadiahkan kepada
orang yang lebih dahulu bergabung, dan kita yang bergabung belakangan tidak akan pernah mampu menyusul pendahulu kita dalam jenjang karir maupun penghasilan.
Kemudian
setelah pertemuan singkat dengan Pak Yoki, saya mendapat undangan untuk
menghadiri presentasi resmi di kantor Nu Skin. Sejujurnya, yang
menimbulkan minat kepada saya tidak semata fokus kepada produk dan
sistem. Ketertarikan kepada kepribadian Dion dan Pak Yoki telah
mengawali diri saya untuk bergabung dengan Nu Skin. Mereka yang tidak
pernah lelah membantu saya untuk belajar memahami detail bisnis ini
dengan jujur, mereka yang tidak pernah menutupi kesulitan- kesulitan
yang mereka hadapi dalam mengembangkan bisnis ini, mereka yang rela
berbagi pengalaman bahkan dalam masalah yang sangat pribadi, mereka yang
selalu memberi solusi untuk mengatasi kendala yang saya temui, mereka
yang selalu memancarkan semangat, teguh dan tangguh dalam bersikap.
Kesemua
ini adalah pujian yang tulus yang memang keluar dari hati nurani saya
yang paling dalam. Saya termasuk orang yang sulit memberikan pujian, dan
ini juga merupakan pengalaman pertama dalam hal memuji orang dan menemukan kelebihan yang berlimpah yang berpadu dalam sifat seseorang.
Mereka
mengenalkan kepada saya sikap hidup positif, mereka membuat saya merasa
berharga dan membuat saya menyadari bahwa sayapun memiliki potensi
untuk bisa berbuat lebih maksimal. Mereka sangat supel, familiar dan
kooperatif, membuat saya merasa nyaman, karena kini yakin bahwa saya
tidak sendirian dalam menghadapi berbagai hambatan , bahwa saya memiliki mitra yang akan selalu mendukung perjuangan
saya. Mereka yang tidak pernah pelit dengan ilmu pengetahuan dan gemar
membagi dengan gratis, mereka yang selalu menularkan semangat dan mereka
dengan banyak lagi kelebihan yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
Dengan kerja keras dan didukung oleh beragam fasilitas produk yang berkualitas dan inovatif serta didampingi oleh mitra yang handal, kreatif, berdedikasi tinggi, sebenarnya target meraih sukses bukanlah sekedar mimpi disiang bolong. Ini bisa diwujudkan dengan sandaran terakhir adalah pertolongan Allah.
Sepanjang hidup saya, jujur saja, belum pernah saya bertemu orang dalam waktu singkat dan langsung ‘nyambung’, dan
merasa dekat seperti kepada keluarga sendiri. Bagi saya hubungan ini
sangat berharga dan mahal nilainya. Saya ingin mempertahankan hubungan
ini bahkan dalam konteks yang ‘lebih’ daripada mempertahankan ‘bisnis’
itu sendiri.
Dalam
perjalanannya, memang saya berjalan lambat dan tidak segera bergabung,
bukan karena saya meragukan atau perlu berpikir ulang, namun lebih
kepada alasan pribadi karena kondisi keuangan saya yang minim dan pas-pasan, dan banyak sekali keperluan
pribadi dan keluarga yang tidak bisa saya elakkan. Saya adalah ‘single
parent’ dengan anak berjumlah 9 (sembilan) orang yang semuanya masih
menempuh pendidikan. Jadi meskipun investasi hanya senilai Rp.
4.200.000,00 (empat juta dua ratus ribu rupiah), namun bagi saya tetap
sering kesulitan untuk menyisihkannya.
Sambil
menunggu kemampuan finansial terpenuhi, saya tidak tinggal diam, saya
lakukan apa yang dapat saya lakukan. Saya berupaya menghubungi
orang-orang yang saya kenal, di lingkungan keluarga, teman-teman
sepermainan, teman-teman sekolah sejak TK sampai PT, teman-teman bisnis
maupun orang-orang yang baru saya kenal dan saya temui, dimanapun
berada. Saya kenalkan tentang bisnis ini, produknya, sistemnya, peluang
bisnisnya, kebaikan-kebaikan yang mengiringinya. Apa yang pernah saya dengar, saya saksikan, saya baca, semua yang saya ketahui, semua saya ungkapkan.
Saya
nikmat melakukan semua ini, karena semakin saya banyak mengajak orang,
semakin terasa pula bahwa dampak positifnya kembali kepada diri saya.
Saya menjadi lebih optimis, lebih sabar, pengertian, lapang dada, lebih
penyayang kepada sesama dan hubungan kepada Allah menjadi lebih dekat,
karena saya berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai karakter yang
menyenangkan dan sekaligus menyebalkan
. Saya langsung mendekat kepada Allah untuk memohon kekuatan dan
kesabaran bila saya menemui penolakan, penghinaan, sikap meremehkan dari
orang yang saya ajak. Dan sayapun akan mendekat kepada Allah untuk
mensyukuri nikmat dan karuniaNya bila saya mendapat respons positif,
penghargaan, antusias dari orang yang saya ajak. Jadi apapun kondisinya,
hasilnya saya tetap semakin dekat kepada Allah.
Yang
saya lakukan tentu masih sangat sederhana, karena keterbatasan
pengetahuan saya tentang produk ini maupun tentang sistemnya. Saya jauh
dari mampu untuk melakukan sebaik dan sesempurna yang Dion dan Pak Yoki
lakukan. Tetapi saya akan terus belajar, belajar dan belajar semaksimal
kemampuan yang ada pada saya. Meski terkadang saya merasa bahwa saya
agak terlambat mengingat usia saya saat ini yang sudah 47 tahun. Tetapi
bukankah
terlambat masih lebih baik daripada tidak sama sekali?
Saya
merasa beruntung masih diberi kesempatan untuk mengenal dunia bisnis
yang lain, dunia yang penuh optimisme, antusiasme, dunia yang penuh
kasih sayang, saling kerjasama, jauh dari intrik-intrik saling merugikan
dan menjatuhkan. Saya berterimakasih kepada Dion khususnya dan kepada
Pak Yoki dan team umumnya, karena atas kebaikan dan jasa merekalah yang
telah mengantarkan saya sampai ke dunia bisnis ini, semoga Allah
membalas mereka dengan kebaikan yang banyak. Saya
bersyukur kepada Allah SWT yang selalu menolong saya, memberi kesehatan
dan kesempatan tiada henti, sampai saya mengenal bisnis yang cukup
menggairahkan ini.
Hari
ini, Senin, 01 Februari 2010, saya mulai secara resmi bergabung menjadi
distributor di Nu Skin. Saya belum dapat membayangkan ke depannya akan
berbentuk seperti apa? Saat inipun saya belum menjadikan aktivitas baru
ini sebagai sumber penghasilan saya. Saya masih mengerjakan bisnis lain,
yang tradisional, konvensional atau apalah namanya. Hari ini saya
memposisikan sementara ibarat petani yang hanya fokus untuk menabur
benih, memberi pupuk dan merawat sampai tiba saatnya menuai /memanen
hasilnya. Baik atau buruknya, tinggi atau
rendahnya kualitas hasil panen nanti, akan sangat bergantung kepada
seberapa bagus dan seberapa keras usaha saya.
Apakah
saya mampu bertahan untuk menjaga spirit dan menjaga konsistensi?
Ataukah saya menjadi layu sebelum berkembang? Apakah saya bisa merubah
tantangan menjadi peluang? Ataukah saya akan menjadi orang yang kalah
sebelum memulai pertempuran? Pilihan sepenuhnya ada di tangan saya, hendak dibawa kemana pilihan ini?
Saya tidak bisa mengandalkan bantuan terus-menerus dari Dion dan Pak Yoki, saya tidak boleh merasa bangga dengan keunikan dan kehebatan produk, semua pendukung itu hanya pemeran pembantu, sayalah pemeran utama merangkap produser dan sutradaranya, dan saya juga yang akan menjadi penonton sampai akhir pertunjukannya.
Untungnya, dalam network marketing atau MLM, saya tidak perlu membuang waktu untuk mengolah pikiran atau berulang-ulang mencoba cara baru, karena yang mesti saya prioritaskan adalah menjadi ‘peniru yang ulung’, yang mahir meniru orang-orang yang sebelumnya telah meraih sukses di jalur ini.
Hari pertama setelah resmi menjadi distributor, saya berkesempatan mengikuti training kilat yang dibawakan
oleh Pak Yoki. Sebagai catatan, saya ingin infokan bahwa jangankan
mendengar pemaparannya, baru membayangkan orangnya saja, sudah bisa
menimbulkan semangat. Itulah keistimewaan Pak Yoki. Jadi tidak heran,
bila trainer sekaliber Pak Yoki menghasilkan generasi sehandal Dion, dan
kedepannya mudah-mudahan lahir generasi baru yang mewarisi semua kebaikan dan keistimewaan ini.
Saya
membaca business portfolio, saya terkesan dengan visi dan misi
perusahaan ini, dimana begitu banyak pesan moral yang disampaikan.
Sentuhan spiritualnya sangat mengena, perusahaan ini sungguh amat serasi, memadukan kepentingan bisnis yang bertujuan menghasilkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan keagungan moral spiritual yang menjiwai setiap gerak
langkah orang-orang yang terlibat didalamnya. Peduli kepada sesama,
peduli kepada alam, lingkungan, berkehendak menyebarkan aura kesuksesan,
membagi kebahagiaan dan banyak lagi makna yang secara batin dapat kita
rasakan.
Kemudian saya mendengarkan ‘Audio CD Manual Bisnis’ yang dibawakan oleh Pak Yoki. Saya ‘terpana’, begitu ‘murah’ harga yang saya bayarkan untuk mendapat ‘anugerah’ yang teramat
mahal dan berharga ini. Tentang isinya dan manfaat yang saya dapatkan,
saya tidak mampu menemukan kata yang tepat untuk mewakili perasaan saya.
Terlalu banyak sehingga saya tidak bisa menghitung, terlalu besar
sehingga saya tidak bisa mengukur. Buat saya, kata-kata yang inspiratif
jauh lebih berharga daripada permata. Tidak aneh rupanya bila Dion
memiliki banyak sifat yang mengagumkan karena Dion telah berhasil mengaplikasikan sebagian besar petunjuk yang tertera dalam audio cd manual bisnis tersebut.
Kata-kata
yang secara instant mampu mengubah perilaku saya, mengubah kualitas
hidup saya. Saya mesti katakan hal ini, Dion dan Pak Yoki harus
mengetahui apa yang saya rasakan, karena hal ini akan memberi kepuasan
kepada saya. Hari ini saya merasa hidup saya lebih bahagia, lebih
optimis, lebih semangat, lebih antusias, semuanya mengarah kepada lebih
positif. Sejak dahulu saya suka membaca maupun mendengar sesuatu yang
membangkitkan motivasi, tetapi sekarang berbeda. Bertemu langsung
dengan komunitas orang-orang yang positif jauh terasa lebih nyata dan
memberi nyawa ketimbang hanya membaca isi buku dan mendengar audio cd
seperti sebelumnya saya lakukan.
Hidup saya menjadi berbeda, hari-hari menjadi lebih ceria, aneh tapi nyata, dan menakjubkan karena ternyata ini adalah
‘fakta’. Mengingat sebelumnya saya adalah pribadi dengan setumpuk
kelemahan, diantaranya pemalas, berantakan, menggampangkan masalah,
ingin mendapat hasil yang banyak tetapi tidak mau capek, menyia-nyiakan
waktu, boros, mudah pesimis dan masih berderet sifat negatif lainnya.
Jangan
mengira bahwa kebahagiaan itu timbul karena saya telah mendapat
keuntungan material, ‘belum’, karena saya belum berbuat apapun di Nu
Skin. Tetapi jangan Tanya keuntungan moral, yang dalam waktu singkat
telah saya dapatkan ‘lebih dari yang saya harapkan’. Dan kedepannya
belum tersirat oleh saya tentang perolehan material, saya menyukai dan mencintai suasana kehidupan saya saat ini, lalu adakah nilai nominal yang pantas untuk meng’harga’kan semua itu? Keuntungan material kelak bila itupun saya dapatkan, akan menjadi penyempurna dari semua ‘rasa’ yang telah saya peroleh.
Bila
pada kemudian hari keuntungan material yang diidamkan tidak berpihak
kepada saya, sedikitpun saya tidak akan merasa menyesal, karena saya
telah mendapat keuntungan berlipatganda yang saya peroleh dimuka. Apakah
saya salah bila berpandangan seperti itu? Materi dikejar untuk
menunjang kebahagiaan, sedangkan kebahagiaan itu sudah saya dapatkan
sejak sekarang. Tapi percayalah, sayapun tidak pernah lupa bahwa
kekayaan materi tetap sangat penting untuk memfasilitasi segala
aktivitas yang aksesnya menjurus kepada ‘kebahagiaan’.
Lalu apa yang hendak saya sampaikan dalam catatan pribadi ini? Saya tidak pandai mengkspresikannya lewat tulisan, sederhana saja, saya ingin mengajak sesama, baik itu keluarga terdekat, teman terdekat, teman
yang saya kenal dari beragam status sosial dan aneka profesi untuk
berkenalan dengan Nu Skin, produk dan sistem pemasarannya. Kenalilah
dunia bisnis yang indah dalam teori dan prakteknya ini, dimana kita bisa berpartisipasi dalam
‘kesetaraan’. Yang kesempatannya terbuka luas bagi setiap orang tanpa
membedakan usia, pendidikan, kemampuan ekonomi. Bayangkan, adakah dalam
sistem lain akan kita temui suasana seperti ini?
Renungkan lebih jernih, biarkan paradigma baru menyembul dari benak
kita, jangan disumbat oleh opini sesat yang selama ini kita pelihara.
Saya teringat ketika Dion memberi info tentang undangan untuk menghadiri presentasi, dalam hati saya menjawab ‘thank you for the information, I absolutely will come to comply with the invitation that is really worth coming to’.
Sebelum bergabung menjadi distributor, saya sudah mencoba
melatih diri saya untuk belajar melakukan apa yang lazimnya distributor
lakukan. Cerita duka pasti ada, tapi itu bukan problema. Dalam
kehidupan ini sangat biasa bila tidak semua keinginan kita terpenuhi,
lumrah mendapatkan yang berbeda dari yang kita harapkan, teringat
pepatah : ‘Tuhan mengalihkanmu dari satu perasaan ke perasaan yang lain,
dan mengajarkanmu dengan segala yang bertentangan, supaya engkau
memiliki dua sayap untuk terbang, bukan satu’.
Diantara
hal yang bertentangan itu, saya pernah mendapat pengalaman yang sangat
berharga, yaitu ketika saya bertemu dengan komunitas yang meng’haram’kan
bisnis dengan sistem MLM.
Dengan
tidak bermaksud membuka masalah ‘SARA’ (suku, agama, ras). Sebagai
penganut agama Islam , saya ingin menulis persepsi Islam tentang MLM,
dari sumber yang saya pelajari yaitu Al Qur’an dan Hadits Nabi. Andai
yang saya paparkan ini benar, maka kebenaran datangnya dari Allah SWT,
tetapi bila salah, itu adalah kesalahan saya pribadi, dan saya mohon
maaf.
Dalam suatu kesempatan bertemu dengan seorang tokoh agama Islam, saya sebut ‘tokoh’ karena beliau memimpin salah satu organisasi keagamaan yang cukup besar, dan mempunyai pengikut yang banyak. Saya tidak perlu menyebut namanya, untuk menghindari kesan bergunjing. Dalam pertemuan tersebut, intinya saya bermaksud memperkenalkan
tentang Nu Skin kepada beliau. Dan alangkah terkejutnya saya ketika
beliau mengatakan bahwa bisnis dengan sistem MLM adalah ‘haram’
hukumnya.
Wah
mengerikan sekali, sebagai penganut Islam yang sudah sewajarnya
memperhatikan halal dan haram suatu perkara, saya tentu harus hati-hati
bertindak, jangan sampai saya terjerumus kepada sesuatu yang haram.
Karena menurut ilmu fikih, haram adalah suatu perkara yang terlarang
untuk dilakukan, dan bila dilakukan mengakibatkan ‘dosa’ yang ancamannya adalah ‘neraka’.
Lalu saya bertanya, dari sudut pandang manakah sehingga beliau berani mengharamkan MLM? Berikut jawaban beliau:
· EKSPLOITASI TERHADAP DOWNLINE
· LEBIH FOKUS MENJUAL SISTEM DARIPADA PRODUK
· MOTIVASI MATERIALIS
Dengan hati-hati, saya mencoba menganalisa pendapat beliau tersebut yang singkat, padat dan tidak tepat. Pendapat ini
bagi saya terlalu naif, namun dengan tidak mengurangi penghargaan saya
untuk sebuah pendapat, saya balik bertanya, apakah beliau telah cukup mempelajari sistem MLM melalui sumber yang benar? Sehingga beliau mengetahui tentangnya?
Jika
itu hanya pendapat pribadi, saya kira tidak menjadi masalah besar.
Tetapi jika beliau mengatakan hal tersebut dari sudut pandang Islam,
lalu menyampaikan kepada banyak orang yang meminta petunjuk, yang dengan
petunjuk itu kemudian diikuti oleh banyak orang, maka saya berani simpulkan bahwa pemikiran beliau tersebut ‘sesat’ dan ‘menyesatkan’.
Berbanding
terbalik dengan pendapat beliau, saya justru menemukan dalam MLM banyak
sekali perintah Islam diterapkan. Inilah ajaran Islam yang penuh makna,
bukan sekedar retorika. Meskipun kemasannya tidak menunjukkan label
Islam, tetapi isinya sangat islami. Sayangnya kita sudah terbiasa
disuapi oleh kemasan Islam dalam berbagai label, padahal isinya justru
menjauh dari hakikat Islam itu sendiri. Kesalahpahaman yang terjadi
bagaikan besi yang berkarat, karena terlalu lama dibiarkan.
Dalam kesempatan ini, saya coba koreksi pendapat beliau tentang penyebab MLM diharamkan. Meskipun kapasitas saya juga masih terbatas pengetahuan Islamnya.
1. EKPLOITASI TERHADAP DOWNLINE
Jika
seorang upline mampu menggali potensi, mengarahkan dan memaksimalkan
potensi downline, sehingga downline tersebut berhasil mencapai target
yang diharapkan. Ini adalah bentuk kerjasama yang bagus dan sangat
diperintahkan dalam Islam. Tolong menolong dalam kebaikan, tidak sama
dengan eksploitasi dalam konteks pemerasan atau penghisapan. Tidak ada
salahnya saling memanfaatkan untuk keuntungan bersama, karena tujuannya
positif.
Pada
yang namanya eksploitasi, salah satu pihak mengambil keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain. Dalam MLM tidak ada kasus seperti ini. Upline
mendorong downline untuk maju, dilatarbelakangi oleh sikap tanggung
jawab untuk menjadikan organisasi/jaringan yang dibangunnya kokoh dan
survive. Downline memaksimalkan kemampuannya karena terdorong untuk
meraih kebebasan waktu dan finansial yang didambakan di masa depan, dan
downline yang cekatan akan melakukannya dengan penuh antusias dan
kegembiraan. Jadi dimana letak ‘eksploitasi’ nya?
Malahan
disini akan terjalin persaudaraan dan tali kasih sayang antara upline
dengan downline yang dalam Islam dikenal sebagai ‘ukhuwah islamiyah’.
Saling berbagi ilmu, menuntut ilmu dan memanfaatkan ilmu, itu semua
sangat diperintahkan dalam Islam. Antara upline dengan downline seperti
satu tubuh, apabila ada salah satu bagian tubuh terasa sakit maka rasa
sakit tersebut akan dirasakan oleh bagian tubuh lainnya. Inilah hakikat
persaudaraan.
Jelaslah penyebab pertama ini tidak terbukti.
2. LEBIH FOKUS MENJUAL SISTEM DARIPADA PRODUK
Kita
tidak boleh menyamaratakan bahwa semua produk yang memakai sistem MLM
hanya menjual sistem. Bergantung kepada iktikad para pendiri perusahaan
tersebut. Memang ada sebagian yang berkutat di ‘money game’ karena
tidak memiliki produk yang berkualitas. Tetapi sebagian besar justru
banyak produk MLM yang berkualitas tinggi. Dan tentu saja penjualan
produk secara real juga menjadi tujuan. Sistem hanyalah strategi dalam
upaya meraih profit maksimal. Lagipula, perusahaan tidak memberi komisi
dari sistem ataupun rekrutmen, penghasilan nyata diperoleh distributor
dari penjualan nyata.
Apapun sistemnya orang terus berinovasi untuk mendapatkan hasil terbaik. Dan sampai saat ini dan entah sampai berapa tahun ke depan, sistem MLM masih merupakan yang terbaik, terlebih lagi dalam pandangan Islam.
Dalam merekrut orang, akan terjalin ‘silaturrahim’. Islam sangat menganjurkan kepada
penganutnya untuk menjaga silaturrahim. Kata Nabi Muhammad SAW,
silaturrahim mendatangkan dampak positif yaitu menambah rezeki dan
memanjangkan usia. Bahkan memutuskan silaturrahim sangat terlarang dalam
Islam.
Lihatlah,
berbagai kebaikan yang terangkum dalam sistem MLM. Jujur, kerjasama,
ulet, tolong menolong, transparan, visioner, saling berbagi, peduli,
adil dan setara. Adakah semua kebaikan itu dalam bisnis konvensional?
Manakah yang lebih dominan menerapkan aturan Islam, sistem MLM atau
sistem konvensional? Dan andaipun hanya sistem yang diperjualbelikan,
adakah aturan yang melarang? Padahal sama-sama kita ketahui, jenis yang
boleh diperjualbelikan tidak semata ‘produk atau barang’, tetapi juga
‘jasa’.
Jadi, lagi-lagi penyebab kedua inipun tertolak.
3. MOTIVASI MATERIALIS
Tidak
masuk akal apabila ini menjadi penyebab haramnya MLM, mengapa motivasi
ini dikatakan haram? Bisa jadi berikutnya akan ada pendapat, bahwa
olahraga haram bila motivasinya ingin hidup sehat, bahwa menikah haram
bila motivasinya ingin membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan,
belajar haram bila motivasinya meraih kepandaian. Karena,
walau bagaimanapun pada setiap aktivitas pasti melekat di dalamnya
tujuan yang hendak dicapai. Aktivitas bisnis bertujuan mendapat
keuntungan, bersifat materi, menghasilkan uang. Untuk apa uang
digunakan? Dan bagaimana cara mendapatkan uang? Disitulah Islam berperan
mengaturnya. Karena ada etika dan tidak boleh menghalalkan segala cara.
Betapa
banyak perintah Islam yang terkait dengan keperluan uang, diantaranya
zakat, infak, sedekah, wakaf, umroh, haji, menyantuni anak yatim, memberi makan orang miskin, membangun tempat ibadah, membangun tempat pendidikan, menguasai teknologi mutakhir, bahkan perang dalam mempertahankan agamapun membutuhkan biaya mahal.
Menjadi
kaya bukan aib atau hal tercela, menjadi kaya bisa mengantarkan orang
pada kedudukan mulia di sisi Allah, bergantung kepada bagaimana
mensyukurinya dan memanfaatkannya dalam perkara yang Allah sukai. Dalam
sejarah permulaan Islam, nyata sekali peran saudagar yang kaya raya dan
beriman yang dengan hartanya mereka sangat berperan dalam mendukung kelangsungan dakwah Islam, membiayai jihad, membebaskan perbudakan.
Janganlah sampai terjadi untuk menutupi topeng kemalasan dan kekalahan dalam
persaingan, lalu dengan praktis mengatakan bahwa hidup di dunia harus
seadanya saja. Sederhana berbeda dengan miskin. Kaya tidak mesti cinta
dunia. Menunjukkan kesalehan bukan dengan meminta sumbangan, bergantung
kepada orang lain. Tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah,
artinya memberi selalu lebih terhormat daripada menerima.
Generasi Islam perlu sehat, kuat, cerdas, berpikiran maju, dan itu mudah bila kekayaan ada dalam genggaman. Bayangkan bila kita terpuruk dalam kemiskinan, bisa lahir generasi sakit,
lemah, bodoh dan terbelakang. Bisnis ini bertujuan mengantar pelakunya
untuk mencapai pintu gerbang menuju kaya, dan itu bukan dosa.
Simak terjemah Al Qur’an Surah 28 (Al Qasas) ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan
negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan
duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Dilengkapi
dengan Hadits Nabi : “ Bekerjalah kalian seakan-akan kalian hidup
selamanya, dan beribadahlah kalian seakan-akan kalian akan mati esok
hari”. Dengan pedoman tersebut, jelaslah keseimbangan dalam Islam adalah mutlak. Ajaran Islam yang luas dan elastis, tidak perlu dimodifikasi sehingga menjadi sempit dan kaku.
Sering
orang mengatakan, bahwa motivasi dari segala sesuatu tindakan haruslah
karena mencari ‘ridha Allah’. Ini benar sekali, tetapi perlu dipahami
bahwa ridha Allah itu bukan hiasan kata, yang utama adalah maknanya. Bila
semua yang kita kerjakan tidak menyimpang dari ketentuan Allah, dan
kita lakukan karena kita yakin bahwa Allah memerintahkan, maka otomatis
kita mendapat ridha Allah.
Jadi kita jangan terjebak pada kemasan yang nampak Islam, sumber Islam yang hakiki adalah firman Allah dalam Al Qur’an dan ucapan Nabi Muhammad yang terangkum dalam kumpulan hadits. Tidak
peduli seberapa hebat dan terkenalnya tokoh Islam, bila pernyataannya
tidak bersumber kepada Al Qur’an dan Hadits Nabi dan lebih mementingkan
selera pribadi, maka ‘lupakan’. Kesimpulannya, penyebab ketiga inipun
tidak dapat diterima.
Akhirnya,
jangan pernah ragu dan merasa lemah, sebenarnya sistem MLM lah yang
paling mengapresiasi ajaran Islam. Tetapi Islam menghormati perbedaan
pendapat. Silakan gunakan rasio, hati nurani, dan Insya Allah bila kita
terbuka untuk menerima kebenaran, maka semua akan berjalan dengan mudah.
Demikian
sekelumit pengalaman saya bersama NU SKIN, saya tuliskan dengan
harapan, semoga tulisan ini bisa menjadi penyeimbang bagi sekelompok
orang yang apriori terhadap Nu Skin dengan MLM nya, dan menjadi pemicu
semangat bagi segelintir orang yang siap
bergabung dan menempatkan diri dalam prospek bisnis yang spektakuler.
Maaf untuk kata-kata yang tidak berkenan, evaluasi serta koreksinya saya
nantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar